Pendidikan di pondok pesantren memegang peran yang sangat penting dalam membentuk karakter santri. Salah satu hal yang tak bisa dipisahkan dari pendidikan di pondok pesantren adalah penggunaan bahasa Arab. Bahasa Arab menjadi bahasa utama yang digunakan dalam proses belajar mengajar di pondok pesantren, termasuk di Ponpes Walisongo.
Menelusuri peran bahasa Arab dalam pendidikan di Ponpes Walisongo, kita akan melihat betapa pentingnya bahasa ini dalam membentuk identitas keislaman santri. Sebagaimana yang dikatakan oleh Prof. Dr. Azyumardi Azra, seorang pakar sejarah pendidikan Islam, “Bahasa Arab merupakan simbol keberagamaan dan identitas umat Islam. Oleh karena itu, pemahaman bahasa Arab sangat penting dalam pendidikan di pondok pesantren.”
Dalam proses belajar mengajar di Ponpes Walisongo, bahasa Arab digunakan dalam berbagai aspek kehidupan santri. Mulai dari pelajaran agama, kajian kitab kuning, hingga kegiatan sehari-hari seperti shalat dan dzikir, semuanya dilakukan dengan menggunakan bahasa Arab. Hal ini sejalan dengan pendapat KH. Abdullah Gymnastiar, bahwa “Bahasa Arab adalah kunci untuk memahami ajaran Islam secara lebih mendalam.”
Selain itu, bahasa Arab juga dianggap sebagai jendela dunia bagi santri. Dengan memahami bahasa Arab, santri dapat mengakses berbagai sumber ilmu pengetahuan Islam yang terdapat dalam kitab-kitab klasik. Menurut KH. Ma’ruf Amin, “Bahasa Arab adalah sarana untuk menelusuri hikmah dan kearifan para ulama terdahulu yang tertuang dalam karya-karya mereka.”
Dengan demikian, peran bahasa Arab dalam pendidikan di Ponpes Walisongo tidak bisa dipandang remeh. Bahasa ini bukan hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga sebagai identitas keislaman dan pintu gerbang menuju ilmu pengetahuan Islam yang lebih dalam. Sebagai santri, memahami dan menguasai bahasa Arab merupakan sebuah keharusan untuk dapat memahami ajaran Islam secara utuh dan mendalam.