Pondok pesantren (Ponpes) Walisongo merupakan salah satu lembaga pendidikan agama Islam yang memiliki keunikan tersendiri. Di Ponpes Walisongo, konsep menggali kearifan lokal dalam pendidikan agama menjadi hal yang sangat ditekankan. Hal ini sejalan dengan visi dan misi lembaga tersebut untuk menjadikan pesantren sebagai pusat pembelajaran agama yang holistik.
Menggali kearifan lokal dalam pendidikan agama di Ponpes Walisongo menjadi penting karena dapat memperkuat identitas keislaman pesantren serta memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap ajaran agama Islam. Seperti yang diungkapkan oleh KH. Abdul Ghofur, seorang ulama pendiri Ponpes Walisongo, “Kita harus menggali kearifan lokal untuk memahami Islam secara menyeluruh. Kearifan lokal adalah bagian dari identitas Islam yang tidak boleh dilupakan.”
Salah satu cara yang dilakukan Ponpes Walisongo untuk menggali kearifan lokal dalam pendidikan agama adalah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang mengedepankan budaya lokal. Seperti yang dijelaskan oleh Ustadz Ahmad, seorang pengajar di Ponpes Walisongo, “Kami sering mengadakan acara-acara yang menggabungkan ajaran agama Islam dengan budaya lokal, seperti tahlilan bersama dengan kesenian tradisional Jawa.”
Tidak hanya itu, Ponpes Walisongo juga mengajarkan para santrinya untuk menghormati dan melestarikan kearifan lokal yang ada di sekitar pesantren. Hal ini sejalan dengan pendapat Dr. Haryanto, seorang ahli pendidikan agama, yang menyatakan bahwa “Menggali kearifan lokal dalam pendidikan agama tidak hanya tentang memahami budaya lokal, tetapi juga tentang melestarikannya agar tidak punah.”
Dengan menggali kearifan lokal dalam pendidikan agama di Ponpes Walisongo, diharapkan para santri dapat memahami Islam dengan lebih mendalam dan juga dapat menjadi agen perubahan yang memperkuat kearifan lokal di masyarakat sekitar. Seperti yang diungkapkan oleh KH. Mustofa, seorang ulama terkemuka, “Pendidikan agama yang menggali kearifan lokal akan melahirkan generasi pemimpin yang memiliki kepekaan terhadap budaya lokal dan mampu mengembangkannya secara positif.”
Dengan demikian, menggali kearifan lokal dalam pendidikan agama di Ponpes Walisongo tidak hanya penting untuk memperkuat identitas keislaman pesantren, tetapi juga untuk memperkaya pemahaman agama Islam para santri dan melestarikan kearifan lokal sebagai bagian dari warisan budaya bangsa. Semoga upaya ini dapat terus dilakukan dan memberikan dampak positif bagi pendidikan agama di Indonesia.