Pesantren Walisongo Sragen menjadi salah satu pesantren tradisional yang berhasil menyelamatkan warisan leluhur dengan mengadopsi inovasi modern. Pesantren ini terletak di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dan dikenal sebagai pusat pendidikan Islam yang mengutamakan nilai-nilai kearifan lokal dan tradisi Walisongo.
Menyelamatkan pesantren tradisional tidaklah mudah, mengingat tantangan zaman yang terus berubah. Namun, Pesantren Walisongo Sragen mampu bertahan dan bahkan berkembang dengan tetap memegang teguh nilai-nilai tradisionalnya. Menurut Kiai Ahmad, pengasuh Pesantren Walisongo Sragen, “Kita harus bisa beradaptasi dengan zaman tanpa melupakan akar budaya dan ajaran leluhur kita.”
Salah satu inovasi modern yang diterapkan di Pesantren Walisongo Sragen adalah penggunaan teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Hal ini disambut baik oleh Kiai Ali, seorang pakar pendidikan agama Islam, yang menyatakan bahwa “Penggunaan teknologi dalam pesantren dapat mempercepat proses pembelajaran dan memperluas wawasan santri.”
Selain itu, Pesantren Walisongo Sragen juga menggali potensi lokal dengan mengembangkan kerajinan tangan dan pertanian organik. Kiai Budi, seorang ahli ekonomi syariah, menegaskan bahwa “Pengembangan potensi lokal dapat menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi pesantren dan membantu memperkuat ekonomi lokal.”
Dengan adopsi inovasi modern dan tetap memegang teguh nilai-nilai tradisional, Pesantren Walisongo Sragen menjadi contoh bagi pesantren-pesantren lain dalam menjaga keberlangsungan pesantren tradisional di era digital ini. Seperti yang dikatakan oleh Kiai Irfan, seorang tokoh agama, “Pesantren harus bisa bergerak maju dengan zaman tanpa kehilangan jati diri sebagai lembaga pendidikan Islam yang berakar pada nilai-nilai luhur.” Pesantren Walisongo Sragen telah membuktikan bahwa pesantren tradisional dapat tetap relevan dan berkembang dengan menggabungkan tradisi dengan inovasi modern.